Berbagai benda hidup dan tak hidup dengan bermacam-macam ukuran, bentuk, dan warna dapat ditemukan di sekitar kita. Namun, seiring berjalannya waktu benda-benda tersebut dapat mengalami perubahan yang disebabkan oleh berbagai faktor. Perubahan pada benda dapat disebabkan oleh pelapukan, perkaratan, dan pembusukan. Proses pelapukan pada benda disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Pelapukan adalah proses perubahan pada benda melalui peristiwa penghancuran pada benda tersebut yang disebabkan oleh makhluk hidup maupun benda tak hidup. Terjadinya pelapukan pada benda disebabkan oleh berbagai proses biologi, fisika, dan kimia yang terjadi secara terus menerus. Proses pelapukan membutuhkan waktu yang relatif lama dan biasanya terjadi pada benda-benda yang terbuat dari batu dan kayu.
Jenis-Jenis Pelapukan
Berdasarkan prosesnya, pelapukan pada benda dibedakan menjadi tiga yaitu pelapukan biologi, fisika, dan kimia.
1. Pelapukan Biologi

Pelapukan biologi merupakan pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup baik tumbuhan maupun binatang, seperti akar tumbuhan, jamur, lumut, bakteri, dan rayap.
Pelapukan biologi terjadi pada kayu dan batuan. Kayu pada tempat yang lembap dapat dimakan oleh rayap hingga menimbulkan lubang-lubang pada kayu dan akan keropos.
2. Pelapukan Fisika

Pelapukan fisika merupakan pelapukan yang disebabkan oleh faktor lingkungan sekitar material yang mengalami pelapukan, seperti iklim, suhu, angin, air, dan cahaya matahari.
Contoh pelapukan fisika terjadi pada batuan yang mengalami perubahan suhu lingkungan yang ekstrim. Misalnya ketika siang hari suhu lingkungan sangat tinggi namun pada malam hari terjadi perubahan suhu menjadi sangat rendah. Jika proses tersebut terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, maka akan terjadi pelapukan pada batuan.
Contoh yang lain ketika batuan terkena tetesan atau curahan air yang terjadi secara terus menerus. Hal ini akan menyebabkan batuan tersebut lapuk dan lama kelamaan akan menjadi tanah.
3. Pelapukan Kimia

Pelapukan kimia terjadi karena adanya reaksi zat-zat kimia pada benda. Pelapukan kimia juga dapat terjadi akibat adanya hujan asam. Hujan asam terbentuk dari air hujan yang tercampur zat asam seperti gas sulfat, nitrat, dan sulfit.
Contohnya, jika hujan yang mengandung zat asam dan bereaksi dengan zat-zat kimia pada batuan atau kayu, maka akan terjadi pelapukan pada batuan atau kayu tersebut dengan cepat.
Contoh lainnya yaitu ketika batuan yang berada di sungai yang tercemar limbah-limbah kimia juga akan lebih cemat lapuk karena terpapar zat-zat kimia yang dihasilkan oleh pabrik.
Upaya Pencegahan Pelapukan pada Benda
Perubahan benda akibat pelapukan dapat dihindari dengan melalukan berbagai upaya yang dapat mencegah terjadinya pelapukan. Sehingga bentuk maupun kualitas benda tetap terjaga dengan baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah pelapukan benda, antara lain :
- Melapisi benda-benda dengan menggunakan cat atau plitur. Terutama pada benda yang terbuat dari kayu agar tidak dimakan hewan rayap.
- Menyimpan atau meletakkan benda-benda dalam keadaan kering serta di tempat yang tidak lembab.
- Penggunaan bahan kimia. Pemberian bahan pengawet pada benda dapat mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri.
Perubahan pada benda pasti terjadi seiring dengan berjalannya waktu, salah satunya yaitu dengan cara pelapukan. Perubahan tersebut dapat menyebabkan hilangnya manfaat suatu benda. Oleh karena itu, upaya pencegahan pelapukan harus dilakukan untuk mempertahankan kegunaan suatu benda.